Cara Mengenali Kepribadian Lawan Bicara
. Di dalam bukunya, Erwin sekaligus memperkenalkan sebuah instrumen
karyanya, EPCP (Erwin Parengkuan Communication and Personality), yang
disusun sebagai alat bantu untuk menganalisis tipe kepribadian beserta
cara mereka berkomunikasi. Empat tipe kepribadian yang menjadi bahan kajian adalah tipe si agresif, si perinci, si kuat, dan si damai. Bagaimana Cara Mengenali Kepribadian Lawan Bicara ? Berikut sekelumit ciri-cirinya yang kami simpulkan dari isi buku.
Bicara agresif
Sebagai orang yang supel dan mengandalkan pendekatan terhadap orang lain untuk berkomunikasi, si agresif biasanya berbicara dengan bahasa yang spontan, hangat, dan apa adanya.
Cara menghadapi mereka: Lawan bicara harus memahami keinginan-keinginan mereka. Harus sama gesit dan sama pastinya dalam bersikap.
Erwin
menyebutkan, orang-orang agresif akan menyatakan langsung keinginan
mereka kepada lawan bicaranya. Misalnya, ketika membuat satu janji
pertemuan, mereka akan tepat waktu, dan akan berani menagih Anda yang
tidak sama tepat waktu. Berbicara dengan mereka, tidak perlu terlalu
kaku atau dibuat-buat. Bicaralah apa adanya. Oh iya, salah satu hal
menyenangkan dari orang-orang tipe agresif, mereka tidak pernah
menyimpan dendam. Mereka cepat lupa dan tidak pernah mengungkit-ungkit
cerita lama.
Bicara rinci
Mungkin sepintas kita mengenal mereka sebagai orang yang gemar bertele-tele. Orang-orang perinci adalah mereka yang mampu berbicara panjang-lebar tentang sesuatu hal.
Cara menghadapi mereka: Satu hal yang pasti, orang yang menjadi
lawan bicara mereka harus berani memotong pembicaraan. Kalau tidak, si
perinci akan terus memaparkan pikiran-pikirannya tanpa terputus.
Bahkan
mungkin kalau dibiarkan terlalu lama akan jadi ngalor-ngidul.
Pembicaraan akan menjadi sesuatu yang buang-buang waktu, karena apa yang
dipaparkan bisa jadi melebihi dari apa yang Anda butuhkan. Misalnya,
seorang pewawancara di televisi tengah menggali informasi dari
narasumber yang rata-rata termasuk tipe si rinci. Menjawab satu
pertanyaan saja, mereka bisa amat menuturkan dengan detail. Kalau
pewawancara tidak tegas, durasi menjadi taruhan tuh! Dan pertanyaan
berikutnya bisa-bisa tidak sempat diajukan.
Bicara kuat
Seperti orang-orang yang jarang berkata-kata, tetapi sekali mulutnya
terbuka, para pendengarnya harus berhati-hati. Karena biasanya yang mereka ucapkan adalah hal-hal lugas dan to the point.
Cara menghadapi mereka:
Sama sekali tidak disarankan untuk banyak berbasa-basi dengan
orang-orang tipe ini. Mereka adalah orang yang bisa dikatakan paling
mengetahui segala sesuatu hal, dan itu sangat jauh ke depan. Satu hal
yang perlu menjadi catatan khusus, orang-orang tipe si kuat seperti
tidak membutuhkan teman-teman di dalam kehidupannya. Misalnya saja di
acara-acara keramaian, mereka akan nampak enjoy menikmati waktu
sendirian. Bukannya sama sekali tidak boleh bagi Anda menghampiri
mereka. Hanya saja, Anda patut memikirkan baik-baik tentang apa yang
akan Anda lontarkan, kecuali siap menerima kata-kata lugas dari mereka
yang seringkali membuat hati terluka. Hehehe.
Bicara damai
Kecenderungan orang-orang tipe si damai, mereka tidak mau menciptakan konflik dengan orang lain. Oleh karena itu, gaya berbicara mereka agak pasif dan tidak dominan.
Cara menghadapi mereka: Mungkin istilah nrimo cocok disematkan
kepada orang-orang tipe ini. Tetapi, sikap nrimo dari mereka tidak
selamanya menyenangkan. Kadang malah merepotkan dan serba tidak pasti.
Si damai akan selalu bilang “terserah” kepada lawan bicaranya. Jadi,
siapa yang hendak berhubungan dengan mereka harus memiliki kontrol dan
ketegasan.
Misalnya
saja ketika membuat janji dengan mereka, lawan bicara harus berani
menyatakan tempat dan waktu bertemu secara pasti. Karena karakternya
yang pembawa kedamaian, mereka hampir selalu disukai dan banyak
temannya. Mereka mudah didekati karena selalu menerima dengan senyuman
tulus siapapun yang menghampiri.
Satu
hal, jangan berbicara dengan nada yang keras atau berpotensi membuat
luka. Walau damai, mereka cenderung menyimpan luka di dalam hati.
Sekalinya terluka, mungkin dia tidak akan damai lagi dengan Anda, lho!
Sebagai catatan khusus, Erwin berharap si damai tidak sering-sering
atau terlalu banyak berinteraksi dengan si kuat. Karena bisa
mengakibatkan depresi. Wah!
Dengan Mengenali Kepribadian Lawan Bicara
tersebut berkomunikasi, maka Anda akan tahu bagaimana caranya
menghadapi mereka di dalam keseharian, lingkungan sosial, atau
pekerjaan.